
Rolex Itu Lebih dari Sekadar Jam
Mengenal dan menggali sejarah jam ini yang menjadi salah satu standar akan suatu barang atau jam itu mewah dan berharga. Menyebut nama “Rolex” bukan cuma bicara soal jam tangan. Buat banyak orang, itu artinya status. Buat sebagian lainnya, itu simbol kerja keras, keberhasilan, atau bahkan… investasi. Tapi pernah nggak sih kita benar-benar ngulik kenapa jam ini bisa sampai segitunya?
Kisah Luxury bukan cuma tentang brand mahal. Di balik nama besarnya, ada cerita panjang—dari ambisi seorang pemuda, hingga keputusan-keputusan yang bikin brand ini berdiri beda dari yang lain.
Table of Contents
Semua Berawal dari London, Bukan Swiss
Rolex sering diasosiasikan dengan Swiss, dan itu wajar. Tapi faktanya, jam satu ini justru lahir di London, tahun 1905. Pendiri brand ini, Hans Wilsdorf, masih muda saat itu, dan punya obsesi yang cukup sederhana: bikin jam tangan yang akurat dan bisa diandalkan.
Waktu itu, jam tangan belum populer. Mayoritas orang pakai jam saku. Tapi Wilsdorf percaya, jam tangan bakal jadi hal besar di masa depan—dan dia ingin jadi yang pertama menyambut perubahan itu.
Nama “Rolex” Itu… Nggak Punya Arti Khusus
Banyak yang mengira “Rolex” punya filosofi Latin atau Prancis yang dalam. Padahal, itu cuma nama yang… cocok di telinga. Serius.
Wilsdorf bilang, dia mau nama yang:
- Pendek (dua suku kata)
- Gampang diucapkan di banyak bahasa
- Mudah dicetak di dial jam
Jadilah “Rolex”. Nggak ribet. Nggak neko-neko. Tapi justru itu yang bikin menempel di kepala.
Inovasi yang Bukan Gimik
Kalau kamu pikir jam ini cuma jago branding, tunggu dulu. Mereka juga pionir dalam teknologi horologi. Beberapa langkah inovatif mereka justru jadi standar industri sampai sekarang.
🔹 1926 – Oyster Case
Casing tahan air pertama di dunia. Serius, ini yang bikin jam ini terkenal waktu itu. Mereka bahkan naruh jamnya di leher perenang wanita yang nyebur ke Selat Inggris buat nunjukin ketahanannya.

🔹 1931 – Self-Winding Movement (Perpetual)
Sistem otomatis pertama yang beneran efisien. Nggak perlu diputar tiap hari lagi.

🔹 1953 – Submariner
Jam tangan pertama yang tahan air hingga 100 meter. Awal mula citra “jam tangan penyelam” ala Luxury ini.

🔹 1956 – Day-Date
Menampilkan hari dan tanggal penuh dalam berbagai bahasa. Biasanya cuma bisa dimiliki tokoh penting. Makanya disebut juga “Presidential Rolex”.

Teknologi kayak gini bukan cuma bikin jam ini unggul secara teknis, tapi juga bikin pengguna merasa spesial.
Petualangan yang Menempa Identitas
Brand ini tahu satu hal penting: kalau kamu mau dianggap tangguh, kamu harus membuktikannya. Maka dimulailah kerja sama dengan para petualang dunia.
- 1953, saat Sir Edmund Hillary dan Tenzing Norgay berhasil menaklukkan puncak Everest, Jam ini ikut mendampingi mereka.
- 1960, jam eksperimen jam ini dibawa menyelam ke dasar Palung Mariana bersama Jacques Piccard. Dan… jam itu tetap bekerja dengan sempurna.
Luxury ini nggak cuma bicara soal kemewahan. Dia juga bicara soal daya tahan dan pencapaian luar biasa.
Dari Hollywood ke Istana Dunia
Rolex pelan-pelan juga merangsek ke dunia selebriti dan tokoh elit. Tapi mereka nggak pernah terlalu norak soal endorsement. jam ini nggak asal kasih jam ke siapa pun. Brand ini milih-milih. Strateginya: biarkan para tokoh besar sendiri yang menunjukkan loyalitasnya.
- Paul Newman membuat Daytona jadi salah satu model paling legendaris sepanjang masa.
- James Bond dalam film awal juga pakai Rolex Submariner sebelum digantikan oleh Omega.
- Presiden Amerika Serikat, pemimpin dunia, hingga pengusaha sukses—semuanya pernah tampil dengan jam ini di tangan.
Tanpa banyak iklan, luxury ini menjadi bagian dari citra para tokoh besar. Mereka tidak dibayar untuk memakainya—mereka memang memilihnya.
Rolex dan Dunia Kolektor
Memasuki tahun 2000-an, banyak orang mulai menyadari bahwa jam ini bisa lebih dari sekadar jam. Ia bisa jadi aset.
Beberapa model langka bahkan dihargai ratusan ribu sampai jutaan dolar di pasar lelang. Contohnya?
- Daytona “Paul Newman” laku di atas $17 juta.
- Bao Dai Ref. 6062, jam milik Kaisar Vietnam, terjual jutaan dolar karena sejarahnya.
- Submariner vintage atau GMT-Master “Pepsi” juga terus naik nilainya tiap tahun.
jam luxury jadi makin nyata, bukan cuma di toko tapi juga di lantai lelang.
Produksi Besar, Kualitas Tetap Nomor Satu
Yang luar biasa, jam ini memproduksi lebih dari 1 juta unit per tahun. Tapi jangan salah—meskipun massal, tiap unit tetap melalui uji kualitas ekstrem.
- Kalibrasi manual
- Sertifikasi COSC
- Uji tekanan air
- Pemeriksaan finishing dengan mikroskop
Nggak ada yang dikeluarkan dari pabrik kalau nggak lolos semua tahapan itu. Bahkan, mereka punya bagian khusus yang hanya mengecek suara detak mesin jam.
Rolex dan Amal: Fakta yang Jarang Diketahui
Satu hal yang mungkin kamu belum tahu: Rolex dimiliki oleh Hans Wilsdorf Foundation, sebuah yayasan amal.
Artinya?
Keuntungan yang didapat jam ini—sebagian besar—digunakan untuk mendanai pendidikan, riset, dan kegiatan sosial. Jadi setiap kali kamu beli Rolex, kamu juga sebenarnya ikut menyumbang.
Ini bikin Rolex jadi brand mewah yang… surprisingly bertanggung jawab.
Penutup: Rolex, Simbol Waktu dan Nilai
Rolex nggak tiba-tiba jadi simbol kemewahan. Ia menempuh perjalanan panjang—penuh inovasi, keberanian, dan strategi yang matang.
Dari London ke Swiss, dari dasar laut ke puncak Everest, dari pergelangan tangan Presiden sampai ruang lelang di Geneva—sejarah Rolex adalah sejarah tentang bagaimana sebuah benda bisa menjadi simbol dari banyak hal: ketepatan, prestise, pencapaian, bahkan identitas diri.
Di dunia jam tangan, jam luxury bukan sekadar istilah. Itu adalah standar. Dan hingga hari ini, belum ada yang benar-benar bisa menyainginya.
Terobosan Lelang Jam Harga Tinggi Brand Patek Philippe 2024